Apart

"Kita akan bertemu lagi kan..?" tanya dia sambil terisak, "pasti ! secepatnya akan bertemu lagi.." jawabku sambil menatap matanya dan memegang kedua tangannya yg basah oleh air mata. Wajah lesu itu akan selalu kuingat, tatapan mata yg penuh harapan, dan pipi merah yang telah basah oleh air matanya. Perlahan saya melepaskan kedua tangannya dan berjalan mundur ke arah pintu lift yang telah terbuka, "jaga diri kamu baik-baik .." katanya sambil terus mengusap air matanya, saya tersenyum dan mengangguk sambil terus menatapnya, lalu perlahan.... pintu lift itu pun tertutup.

Saya teringat waktu jaman sekolah dulu, ketika lulus SMU, diadakan pesta perpisahan atau event jalan-jalan ke tempat wisata untuk merayakan perpisahan. Pada saat itu entah kenapa setiap siswa begitu riang gembira menyambut event itu, begitu pun saya, padahal perpisahan-kan adalah dimana setelah sekian lama bersama akhirnya berpisah dan entah kapan akan bertemu kembali.

Lucu aja..., setelah dipikir-pikir kembali, perpisahan itukan begitu menyakitkan, tapi event itu malah dinanti2 oleh semua siswa *geleng-geleng ah*. Kategori perpisahan ini bukan dalam arti putus karena pacaran, tetapi dalam keadaan masih bersama dan harus berpisah, saya pikir ini lebih menyedihkan dibandingkan berpisah karena sebab-sebab tertentu... err... saya akui juga sih, kalau berpisah karena putus cinta itu cukup menyakitkan, tapi someday.. pasti akan hilang tanpa beban.

Seperti pada perpisahan yang saya alami sendiri tahun lalu, sebelum itu saya malah meremehkan keadaan bahwa saya akan baik-baik saja bila saat itu tiba, lalu semakin lama semakin mendekati hari "H"nya, dan saya tetap yakin bahwa saya akan baik-baik saja, bahkan sampai pada malam terakhir bersamanya, saya tidak tidur, saya hanya menatap dirinya yang sedang terlelap, "besok malam kamu sudah tidak disini lagi" pikirku.

---

Ternyata malam berikutnya yang ada saya tidak bisa tidur beneran, malah uring-uringan di tempat tidur dan terus menahan tangis, untunglah pada akhirnya saya ditemani 6 kaleng Heineken, dan terlelap pada kaleng ke-5. *geblek*

Keadaan itu ternyata masih terus berlangsung, ketika saya melewati area tertentu, dimana kita pernah duduk berduaan, ketika makan di kantin, bahkan hanya melihat kotak nasi saja saya hampir menangis. Sampai saya pun lelah berpikir kapan ini akan berakhir.
Saya pikir kejadian seperti ini bisa terjadi pada siapa saja, tidak perlu harus dalam keadaan berpacaran, bisa saja seperti berpisah dari sahabat dekat, atau bahkan binatang peliharaan.

Ketika berpisah, barulah sadar bahwa selama ini belum memberikan yang terbaik *sigh*, dengan tidak mengabaikan rasa penyesalan dari sebuah perpisahan, saya akan terus belajar agar bisa memberikan yg terbaik semampu saya kepada keluarga dan teman-teman saya sebelum perpisahan itu tiba kembali, bagaimanapun juga ada baiknya menghormati pepatah lama "Dimana ada pertemuan selalu ada perpisahan".
Pisss.......:p

bie.

Comments

Popular Posts