Hari Pertama (Senyuman)


Pagi ini gua bangun masih dgn perasaan gelisah, gua duduk di dapur sambil ditemanin secangkir coffeemix kesukaan.

Apa yg ada dipikiran gua masih tentang bagaimana dia menusuk dan menginjak martabat harga diri gua, tetapi disisi lain ada perasaan khawatir dengan pesan terakhir yg gua terima kemarin. "wait for me..!! I'll go singapore and look for you at changi".

Gua ga tau apakah dia beneran kesana, bila dia beneran pergi, buat apa ? Kenapa ? Bukannya gua udah ga ada tempat dihati dia lagi ?

Lalu gua turun ke bawah dan berjalan ke belakang HDB tempat tinggal mama, ternyata Danau Bedok Park sedikit berubah, kali ini lebih indah.. Ahh mungkin hanya perasaan gua aja. Gua memutar lagu andy lau, menggambarkan perasaan gua saat ini.
Di Pagi ini gua melihat banyak orang tua berpasangan lari pagi dan senam, sungguh menyentuh... Bagaimana sebuah kesetiaan dijaga sampai tua, bergandengan tangan walaupun tangan mereka sudah keriput.

Gua mencari lokasi tepat menghadap ke danau, duduk disana sambil memandang langit yg berawan di pagi ini, hhmm.. bagaimanapun juga dia masih menjadi tokoh utama di pikiran gua. Seberapapun usaha gua utk menikmati hari baru gua, selalu saja teringat kata-kata mesra dan perhatian yg dia tulis utk pria itu di bbm-nya.

Sangat menyakitkan, tapi gua yakin.. Pada suatu hari nanti semuanya akan berubah, gua akan menjadi orang yg lebih baik, gua masih punya cinta, walaupun mereka menganggap gua tidak dewasa, posesif dan segala macam tuduhan yg mereka katakan. Sedih... tapi gua akan selalu berusaha tersenyum dan bangkit kembali, tidak perlu membalas... :)

Ya... Malam itu dimobil dia, benar2 sebuah pengujian mental (Anger Management) dimana gua harus pasrah ditusuk dan diinjak2 oleh orang yg selama ini gua sayang, dia dan "teman"nya itu. Tidak ada sedikitpun perlawanan dari gua, yang bisa gua lakukan hanya menatap mata dia, seakan ingin mengatakan "please.. help me ?"

So sad, she's definitely not on my side that night.

Apa yg gua inginkan saat itu hanya ingin keluar dari mobil dia, tetapi dia menahan, "teman"nya juga mengatakan bahwa gua tidak punya tata krama, tidak belajar ppkn dan tidak ada sopan santun, lalu dia pun ikut menyetujui pernyataan dari "teman"nya itu. Gua ga bisa apa2 selain shocked dan pasrah, mereka terus memojokan dan menyudutkan gua, membabi buta mengeluarkan kata2 menusuk tanpa sedikit pun waktu jeda buat gua utk bernafas.

Senyuman..., yah hanya senyuman yg bisa gua lakukan pada malam itu.


Comments

Irwan Chen said…
tersenyum lah terus my friend

Popular Posts